Orang Miskin, Orang Menengah dan Orang Kaya
Kalau kita bicara tentang orang miskin, menengah dan kaya biasanya yang menjadi tolok ukurnya adalah besaran penghasilan, harta benda, gaya hidup dan lain-lain. Namun kalau kita hanya melihat pada tolok ukur diatas maka kita akan terkecoh dan memahami sesuatu yang menurut saya kurang tepat kalau tidak bisa dikatakan salah. Mengapa demikian?
Jawabnya adalah gaya hidup. Gaya hidup yang kurang tepat dapat menjadikan kita berada di tempat orang miskin walaupun kita berpenghasilan 50 juta rupiah sebulan (contoh).
Jawabnya adalah gaya hidup. Gaya hidup yang kurang tepat dapat menjadikan kita berada di tempat orang miskin walaupun kita berpenghasilan 50 juta rupiah sebulan (contoh).
Sebaliknya dengan gaya hidup yang tepat menjadikan kita berada di kelas orang kaya walaupun kita berpenghasilan 10 juta perbulan (contoh). Kok bisa?
Orang dapat menjadi kaya dan semakin kaya karena walaupun penghasilannya bertambah besar namun gaya hidupnya tetap (menunda kesenangan). Penghasilan yang lebih ini dialokasikan untuk investasi dalam bentuk aset seperti membeli saham yang memberikan deviden, rumah/ruko yang dikontrakkan, logam mulia/emas, usaha-usaha lain yang menghasilkan, dll. Hal ini memberikan penghasilan yang semakin bertambah dan penambahan penghasilan ini kembali diinvestasikan dalam bentuk aset, demikian seterusnya.
Sedangkan orang menengah sulit menjadi orang kaya karena setiap kelebihan penghasilan yang didapatkannya di alokasikan untuk membeli dan mencicil sesuatu yang lebih besar misalnya mencicil rumah yang lebih besar, mobil yang lebih mewah, handphone yang lebih canggih, televisi dan audio yang lebih besar/canggih. Sehingga itu semua menjadi pengeluaran. Kenapa? Karena kecuali rumah hal-hal yang lain mengalami penyusutan/depresiasi/pengurangan nilai dari tahun ke tahun. Sehingga dengan bertambahnya waktu maka akan semakin besar pengeluaran dan kewajibannya dibandingkan dengan pemasukkan.
Sedangkan bagi orang yang mendapatkan gaji misalnya 50 juta perbulan seperti contoh diatas sekalipun akan berakhir miskin dihari tuanya adalah karena penghasilannya = pengeluarannya. Misalnya dia akan menghabiskan uangnya untuk barang dan pakaian mewah, menyewa apartment mewah, clubbing ke cafe-cafe, fitness ditempat yang mahal, keanggotaan golf dan lain sebagainya.
Bila anda mempunyai penghasilan yang bertambah besar apakah akan anda investasikan atau anda belanjakan? Jawabannya tentu ada ditangan anda masing-masing. Semoga bermanfaat.
http://jimmykurniaindradjaya.com/2008/05/09/orang-miskin-orang-menengah-dan-orang-kaya/
0 komentar:
Posting Komentar